DAFTAR ISI
Halaman judul
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN
Latar belakang
BAB II PEMBAHASAN
Homeostasis dan
homeodinamika
Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Peraturan perundang-undangan (legislation)
merupakan wujud dari politik hukum institusi Negara dirancang dan disahkan
sebagai undang-undang pemberantasan tindak pidana korupsi. Secara parsial,
dapat disimpulkan pemerintah dan bangsa Indonesia serius melawan dan
memberantas tindak pidana korupsi di negeri ini. Tebang pilih. Begitu kira-kira
pendapat beberapa praktisi dan pengamat hukum terhadap gerak pemerintah dalam
menangani kasus korupsi akhir-akhir ini.
Gaung
pemberantasan korupsi seakan menjadi senjata ampuh untuk dibubuhkan dalam teks
pidato para pejabat Negara, bicara seolah ia bersih, anti korupsi. Masyarakat
melalui LSM dan Ormas pun tidak mau kalah, mengambil manfaat dari kampanye anti
korupsi di Indonesia. Pembahasan mengenai strategi pemberantasan korupsi
dilakakukan dibanyak ruang seminar, booming anti korupsi, begitulah tepatnya.
Meanstream perlawanan terhadap korupsi juga dijewantahkan melalui pembentukan
lembaga Adhoc, Komisi Anti Korupsi (KPK).
Celah
kelemahan hukum selalu menjadi senjata ampuh para pelaku korupsi untuk
menghindar dari tuntutan hukum. Kasus Korupsi mantan Presiden Soeharto, contoh
kasus yang paling anyar yang tak kunjung memperoleh titik penyelesaian.
Perspektif politik selalu mendominasi kasus-kasus hukum di negeri sahabat
Republik BBM ini. Padahal penyelesaiaan kasus-kasus korupsi besar seperti kasus
korupsi Soeharto dan kroninya, dana BLBI dan kasus-kasus korupsi besar lainnya
akan mampu menstimulus program pembangunan ekonomi di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
HOMEOSTASIS
DAN HOMEODINAMIK
a. Homeostasis
Homeostasis merupakan mekanisme tubuh untuk mempertahankan
keseimbangan dalam menghadapi berbagai kondisi yang di alaminya. Homeostasis
adalah suatu proses pemeliharaan setabilitas dan adaptasi terhadap kondisi
lingkungan sekitar yang terjadi secara terus-menerus.
Homeostasis
dibedahkan menjadi 2, yaitu homeostasis fisiologis dan homeostasis psikologis.
Homeostasis
fisiologis ini dapat dikendalikan oleh sistem endokrin dan sistem saraf otonom.
Homeostasis
fisiologis memiliki 4 cara yaitu ;
Pengaturan
diri
Pengaturan diri ini terjadi secara otomatis pada orang yang sehat.
Contohnya: pada proses pengaturan fungsi organ tubuh.
b. Konpensasi
Dalam cara konpensasi ini, tubuh akan cenderung beraksi
terhadap ketidak normalan yang terjadi di dalamnya. Misalnya, apa bila secara
tiba-tiba lingkungan menjadi dingin, maka pembuluh darah perifer akan mengalami
kontraksi dan merangsang pembuluh darah bagian dalam meningkatakan kegiatan
(menggigil) yang dapat menghasilkan panas sehingga suhunya tetap stabil.
Pelebaran pupil meningkatkan persepsi visual pada saat terjadi ancaman terhadap
tubuh dan peningkatan keringat atau mengontrol kenaikan suhu tubuh.
·
Umpan balik negatif
Penyimpanan
dari keadaan normal dalam keadaan abnormal tubuh secara otomatis akan melakukan
mekanisme umpan balik atau menyeimbangkan penyimpanan yang terjadi.
·
Umpan balik positif
Umpan
balik untuk mengoreksi ketidakseimbangan fisiologis. Sebagai contoh, jika
mengalami hipoksia akan terjadi proses peningkatan denyut jantung atau membawah
darah dan oksigen yang cukup ke seluruh sel tubuh.
c. Homeostasis
psikologis
Homeostasis psikologis berfokos pada keseimbangan emosional dan kesejahteraan mental. Proses ini di dapatkan dari pengalaman hidup dan interaksi dari orang lain serta dipengaruhi oleh norma dan kultur masyarakat. Contoh, dari homeostasis pisikologis di antaranya adalah mekanisme pemahaman diri seperti menangis, tertawa, berteriak, meremas, mencerca, DLL.
Proses homeostasis
psikologis
Proses
homeostasis dipertahankan oleh mekanisme fisiologis yang mengontrol fungsi
tubuh dan memantau organ tubuh. Sebagian besar mekanisme ini di kontrol oleh
sistem saraf dan endoktrin dan tidak mencakup perilaku sadar. Mekanisme
fisiologis adaptasi bekerja sama melalui hubungan yang kompleks dalam saraf dan
sistem endoktrin dan sistem tubuh kainnya untuk mempertahankan konstansitas
relatif di dalam tubuh.
Pada individu yang
sehat mekanisme ini mempegaruhi keseimbangan fisiologis dan terpenuhinya
kebutuhan tubuh. Namun demikian, mekanisme adaptasi fisiologis hanya dapat
memberikan kontrol jangka pendek terhadap ekuilibrium tubuh.
Mekanisme ini tidak
dapat mengadaptasi perubahan jangka panjang dalam sekresi hormon atau fungsi
vital. Oleh karenanya, penyakit, cedera, atau setres yang berkepanjanganvdapat
menurunkan kapasitas adaptif.
Fungsi yang menurun
dapat mengakibatkan kontrol homeostasis berlanjut tetapi tidak adekuat atau
kerusakan mekanisme umpan balik yang memungkinkan terjadinya kontrol.
Kedua bentuk fungsi
yang menurun tersebut dapat mengakibatkan penyakit lebih memburuk atau
kematian.
Proses ini didapat
dari pengalaman hidup dan interaksi dengan orang lain serta dipengaruhi oleh
norma dan kultur masyarakat. Contoh proses homeostasis adalah mekanisme
pertahanan diri seperti menangis, tertawa, berteriak, memukul, meremas,
mencerca, dan lain-lain.
Proses homeostasis
ini adalah peraturan mandiri; dengan kata lain, mekanisme ini adalah otomatis.
Namun demikian, pada individu yang sakit atau mengalami cedera tidak mampu
untuk mempertahankan dan menopang homeostasis.
Pengaturan diri
(Self Regulation)
Sistem ini terjadi
secara otomatis pada orang sehat, seperti pengaturan fungsi organ tubuh.
Kompensasi
Tubuh cenderung
bereaksi terhadap ketidaknormalan yang terjadi didalamnya. Misalnya, apabila
secara tiba-tiba lingkungan dingin, maka pembuluh darah darah perifer akan
mengalami kontraksi dan merangsang pembuluh darah untuk menciptakan suhu panas.
Pelebaran pupil untuk meningkatkan persepsi visual pada saat tubuh mengalami
ancaman.
Umpan Balik
Umpan Balik Negatif
(negative feedback)
Proses ini
merupakan penyimpangan dari ketidak normalan, dalam keadaan abnormal, tubuh
secara otomatis akan melakukan mekanisme umpan balik untuk menyeimbangkan
penyimpangan yang terjadi.
Contoh, apabila
tekanan darah meningkat akan meningkatkan baroceptor. Kemudian, akan menurunkan
rangsangan pada simpatik yang meningkatkan para simpatik, menurunkan denyut
jantung dan kekuatan kontraksi, terjadi di atasi pembuluh darah dan akhirnya
menurunkan tekanan darah sampai pada keadaan nomal melalui feedback mekanisme.
Umpan Balik Positif
Beberapa proses
dalam tubuh diatur oleh umpan balik positif. Umpan balik positif adalah ketika
respon terhadap suatu peristiwa meningkatkan kemungkinan kegiatan untuk
berlanjut.
Contoh dari umpan
balik positif adalah produksi susu pada ibu menyusui. Saat bayi minum susu
ibunya, hormon prolaktin, sebagai sinyal kimia, dilepaskan. Semakin banyak bayi
menyusu, semakin banyak prolaktin akan dilepaskan, yang menyebabkan lebih
banyak susu yang dihasilkan. Contoh lain dari umpan balik positif termasuk
kontraksi selama persalinan. Ketika konstriksi dalam rahim mendorong bayi ke
jalan lahir, kontraksi tambahan akan terjadi.
Umpan balik positif
untuk mengoreksi ketidak seimbangan fisiologis sebagai contoh, terjadi proses peningkatan
denyut peningkatan denyut jantung untuk membawa darah dan oksigen yang cukup ke
sel tubuh apabila seseorang mengalami hipoksia. Kondisi mekanisme tubuh
tersebut terkait dengan kondisi dalam keaadaan sakit
Kegagalan
Homeostasis
Banyak mekanisme
homeostasis seperti ini bekerja terus menerus untuk mempertahankan kondisi
stabil di dalam tubuh manusia.
Bagaimanapun,
mekanisme bisa terjadi gagal. Ketika melakukan homeostasis, sel mungkin tidak
mendapatkan semua yang mereka butuhkan, atau limbah beracun dapat terakumulasi
dalam tubuh. Jika homeostasis tidak dikembalikan, ketidakseimbangan dapat
menyebabkan penyakit atau bahkan kematian.
Sistem Tubuh yang
Menyumbang Proses Homeostasis
Sistem Rangka
Menunjang dan
melindungi jaringan danorgan-organ yang lemah, serta berfungsi
sebagaipersediaan kalsium (Ca++), suatu elektrolit yang dalamplasma harus
dijaga dalam jumalh yang terbatas.Bersama dengan sistem otot, sistem rangka
jugamemungkinkan gerakan tubuh dan bagian-bagiannya.
Sistem Otot
Menggerakan
tulang-tulang tempat melekatnya. Dari pandangan homeostasis secara murni,
sistem ini memungkinkan suatu individu bergerak ke arah makanan atau menjauhi
bahaya. Selanjutnya panas yang ditimbulkan oleh otot rangka sangat penting bagi
regulasi suhu. Sebagai tambahan, karena otot rangka dibawah kontrol kesadaran,
memungkinkan seseorang menggunakanya untuk melakukan gerakan yang tidak
langsung ke arah pemeliharaan homeostasis.
Sistem Saraf
Adalah salah satu
dari dua sistem kontrol tubuh yang utama. Secara umum sistem saraf mengontrol
dan mengkoordinir aktivitas tubuh yang memberikan respon yang cepat. Sistem ini
secara khusus penting dalam mendeteksi dam memberikan reaksi kepada perubahan perubahan
dalam lingkungan ekstetrnal. Selanjutnya,sistem ini bertanggung jawab pada
fungsi-fungsi yang lebih tinggi yang tidak seluruhnya langsung di bawah
pemeliharaan homeostasis, seperti kesadaran, memori(ingatan), dan kreativitas.
Sistem Endoktrin
Adalah sistem
kontrol utama yang lain. Secara umum, hormon yang disekresikan me-regulasi
aktivitas tubuh yang lambat, sistem ini khususnya penting dalam mengontrol
konsentrasi nutrien dan pengaturan fungsi ginjal, mengontrol volume dan
komposisi elektrolit lingkungan internal.
Sistem Sirkulasi
Adalah sistem
transpor yang membawa berbagai zat seperti; zat makanan, O2, CO2, zat sampah,
elektrolit, dan hormon dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh yang lain.
Sistem Kekebalan
Sebagai pertahanan
melawan “penyusup” asing dan sel-sel tubuh yang telah menjadi angker. Sistem
ini juga membuka jalan untuk memperbaiki atau mengganti sel-sel yang luka atau
usang.
Sistem Respirasi
Mengambil O2 dari
ligkungan eksternal dan mengeluarkan CO2 ke lingkungan eksternal. Dengan
mengatur kecepatan pemindahan CO2 sebagai pembentuk asam (H2CO3), maka sistem
respirasi juga penting dalam pemeliharaan pH yang tepat dalam lingkungan
internal.
Sistem Pencernaan
Mencerna makanan
yang kita makan menjadi molekul zat makanan yang siap diabsorbsi ke dalam
plasma untuk di distribusikan ke sel-sel tubuh. Sistem ini juga mentransfer air
dan elektrolit dari lingkungan eksternal ke dalam lingkungan internal.
Sistem Integumen
Berfungsi sebagai
pelindung luar untuk melindungi kehilangan cairan internal dari tabuh dan
masuknya mikroorganisme asing ke dalam tubuh. Sistem ini juga penting dalam
meregulasi suhu tubuh. Jumlah panas yang hilang dari permukaan tubuh ke
lingkungan luar dapat diatur dengan mengontrol produksi keringat dan dengan
meregulasi aliran darah dan dengan meregulasi aliran darah yang membawa panas
ke kulit.
Sistem Urinaria
Mengeluarkan zat
sampah selain CO2 dan memegang peranan penting dalam meregulasi volume,
komposisi elektrolit, dan keasaman cairan ekstraseluler.
Sistem Reproduksi
Pada dasarnya tidak
esensial untuk homeostasis dan dengan demikian tidak esensial untuk
kelangsungan hidup individu. Sistem reproduksi esensial untuk pelestarian
spesies.
Homeodinamika
Homeodinamik
merupakan pertukaran energi secara terus menerus antara manusia dengan
lingkungan sekitarnya. Pada proses ini manusia tidak hanya melakukan
penyesuaian diri, tetapi terus berintraksi dengan lingkungan agar mampu
mempertahankan
Proses Homeodinamika
Proses homeodinamik
bermula dari teori tentang manusia sebagai unit yang merupakan satu kesatuan
utuh, memiliki karakter yang berbeda-beda. Proses hidup yang dinamis, selalu
berinteraksi dengan lingkungan yang dapat dipengaruhi dan memengaruhinya, serta
memiliki keunikan tersendiri.
Prinsif
Homeodinamika
Prinsif
integralitas
Yaitu prinsif utama
daam hubungan antara manusia dan lingkungan yang tidak dapat di pisahkan.
Perubahan proses kehidupan ini terjadi secara terus-menerus karena adanya intraksi
manusia dengan lingkungan yang saling mempengaruhi.
Prinsif resonansi
Yaitu prinsif bahwa
proses kehidupan manusia selalu berirama dan frekuensinya berpariasi, mengingat
manusia memiliki pengalaman beradaptasi dengan lingkungan.
Prinsif helicy
Yaitu prinsif bahwa
setiap perubahan dalam proses kehidupan manusia dengan lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka (internet)
Daftar pustaka (buku)
Potter, patricia A.2005.buku Ajar Fundamental keperawatan.
Jakarta: PENERBIT BUKU KEDOKTERAN EGC
Hidayat, A. Aziz Alimu. 2009. Buku pengantar kebutuhan
dasar manusia. Jakarta: PENERBIT SALEMBA MEDIKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar