A.
Perkembangan
Fase Manusia
Setiap manusia memiliki fase perkembangannya masing-masing. Dari
fase perkembangan prenatal, fase perkembangan masa bayi, fase perkembangan masa
kanak-kanak, pase perkembangan masa kanak-kanak akhir, fase remaja, fase dewasa
dan awal madya, hingga fase lanjut usia. Semua fase-fase tersebut memiliki
karakteristik yang pasti berbeda-beda.
Seperti halnya fase remaja. Pada fase ini setring disebut dengan
masa transisi. Karena dalam fase ini terjadi masa peralihan dari masa
kanak-kanak ke masa dewasa. Salain itu, pada fase ini pula banyak
perubahan-perubahan yang terjadi pada seseorang baik dari fisik maupun dari
psikisnya.
Sifat-sifat remaja sebagian sudah tidak menunjukkan sifat-sifat
masa kanak-kanaknya, tetapi juga belum menunjukkan sifat-sifat sebagai orang
dewasa. Masa remaja ini mempunyai cirri yang berbeda dengan masa sebelumnya
atau sesudahnya karena berbagai hal yang mempengaruhinya, sehingga selalu
menarik untuk dibicarakan.
Tetapi dari banyaknya
perubahan-perubahan yang ada di diri seseorang yang sudah memasuki masa remaja,
tetapi tidak bisa menafikan adanya masalah-masalah yang timbul dari perubahan
tersebut. Banyak remaja yang terjerumus dalam hal-hal yang negative.
B. Pengertian Remaja
Fase remaja merupakan
segmen perkembangan individu yang sangat penting, yang di awali dengan
matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga mampu berproduksi. Kata remaja
diterjemahkan dalam bahasa inggris adolescende atau adoleceré (bahasa latin)
yang berarti tumbuh atau tumbuh untuk masak, menjadi dewasa. Dalam pemakaiannya
istilah remaja dengan adolecen disamakan. Adolecen maupun remaja
menggambarkan seluruh perkembangan remaja baik perkembangan fisik, intelektual,
emosi dan social.
Istilah lain untuk
menunjukkan pengertian remaja yaitu pubertas. Pubertas berasal dari kata pubes
(dalam bahasa latin) yang berarti rambut kelamin, yaitu yang merupakan tanda
kelamin sekunder yang menekankan pada perkembangan seksual. Dengan kata lain
pemakaian kata pubertas sama dengan remaja tetapi lebih menunjukkan remaja
dalam perkembangan seksualnya atau pubertas hanya dipakai dalam hubungannya
dengan perkembangan bioseksualnya.
Masa remaja di tinjau
dari rentang kehidupan manusia merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak
ke masa dewasa. Jika melihat dari rentang usia remaja, Menurut Hurlock (1964)
menyatakan rentangan usia remaja itu antara 13-21 tahun, yang di bagi pula
dalam usia masa remaja awal 13/14 tahun sampai 17 tahun dan remaja akhir 17
sampai 21 tahun.
WHO menetapkan batas
usia 10-20 tahun sebagai batasan usia remaja. WHO menyatakan walaupun definisi
di atas terutama di dasarkan pada usia kesuburan (fertilitas) wanita, batasan
tersebut berlaku juga untuk remaja pria dan WHO membagi kurung usia dalam dua
bagian, yaitu remaja awal 10-14 tahun dan remaja akhir 15-20 tahun.
Selain itu, ada juga
membagi usia remaja menjadi tiga fase perkembangan, seperti dikemukakan oleh
Monks, dkk (2002) membagi fase-fase masa remaja ke dalam tiga tahap, yaitu:
1.
Remaja awal (12-15 tahun)
2.
Remaja pertengahan (15-18 tahun)
3.
Masa remaja akhir (18-21 tahun)
Mengingat saat mulainya masa remaja yang sangat
dipengaruhi oleh perbedaan-perbedaan perorangan, maka penentuan umur saja belum
cukup untuk mengetahui apakah suatu tahap perkembangan baru telah atau belum
mulai. Penggolongan remaja yang semata-mata berdasarkan usia saja, tidak
membedakan remaja dengan keadaan sosial psikologinya yang berlain-lainan.
Masa remaja merupakan masa transisi perkembangan
antara masa anak dan masa dewasa, dimulai dengan pubertas, ditandai dengan
perubahan yang pesat dalam berbagai aspek perkembangan, baik fisik maupun
psikis. Perubahan fisik yang terjadi pada remaja terlihat pada saat masa
pubertas yaitu meningkatnya tinggi dan berat badan serta kematangan sosial.
Diantara perubahan fisik itu, yang terbesar pengaruhnya pada perkembangan jiwa
remaja adalah pertumbuhan tubuh (badan menjadi semakin panjang dan
tinggi).Selanjutnya, mulai berfungsinya alat-alat reproduksi (ditandai dengan
haid pada wanita dan mimpi basah pada laki-laki) dan tanda-tanda seksual
sekunder yang tumbuh (Sarwono, 2006: 52).
Dalam ilmu kedokteran dan ilmu-ilmu lain yang
terkait, remaja dikenal sebagai suatu tahap perkembangan fisik di mana
alat-alat kelamin manusia mencapai kematangannya. Pada akhir dari
perkembangannya fisik ini akan terjadi seorang pria yang berotot dan berkumis
yang menghasilkan beberapa ratus juta sel mani (spermatozoa) setiap kali ia
berejakulasi (memancarkan air mani), atau seorang wanita yang berpayudara dan
berpinggul besar yang setiap bulannya mengeluarkan sel telur dari indung
telurnya yang disebut menstruasi atau haid.
Perubahan fisik pada pada remaja pria meliputi
1. Membesarnya ukuran penis
dan buah pelir
2. Tumbuhnya bulu kapuk
disekitar kemaluan, ketiak, dan diwajah.
3. Perubahan suara menjadi
agak membesar
4. Terjadnya ejakulasi
pertama biasanya melalui masturbasi atau onani atau mimpi basah.
Sementara perubahan
fisik pada remaja wanita ditandai dengan
1.
Menstruasi pertama
2.
Mulai membesarnya payudara
3.
Tumbuhnya bulu kapuk di sekitar ketiak dan kelamin.
4.
Membesarnya/ atau melebarnya ukuran pinggul. Puncak pertumbuhan
fisik masa pubertas adalah pada usia 11,5 tahun pada remaja wanita, dan usia
13,5 tahun bagi remaja pria.
C. Perkembangan Kognitif
Pada Remaja
Perkembangan kognitif
adalah perkembangan kemampuan (kapasitas) individu untuk memanipulasi dan
menyimak informasi. Menurut Jean Piaget, perkembangan kognitif remaja berada
pada tahap “formal operation stage” yaitu tahap ke empat atau terakhir dari
tahapan perkembangan kognitif. Tahapan berpikir formal ini terdiri atas 2
periode (Broughton dalam John W. Santrock, 2010:97), yaitu:
1.
Early formal operation thought, yaitu
kemampuan remaja untuk berpikir dengan cara hipotetif yang menghasilkan
pikiran-pikiran sukarela (bebas) tentang berbagai kemungkinan yang tidak
terbatas. Dalam priode awal ini remaja mempersepsi dunia sangat bersifat
subjektif dan idealistik.
2.
Late Formal Opreration Thought, yaitu
remaja mulai menguji pikirannya yang berlawanan dengan pengalamanya dan
mengembalikan keseimbangan intelektualnya. Melalui akomendasi (penyesuaian
terhadap informasi atau hal baru), remaja mulai menyesuaikan terhadap bencana
atau kondisi pancaroba yang telah dialaminya.
Remaja,
secara mental telah dapat berpikir secara logis tentang berbagai gagasan yang
abstrak. Dengan kata lain berpikir operasi formal lebih bersifat hipotesis dan
abstrak, serta sistematis dan ilmiah dalam memecahkan masalah daripada berpikir
konkret.
Teori
Piaget adalah teori yang sangat terkenal dan merupakan teori perkembangan
kognitif mengenai remaja yang paling banyak dibahas secara luas. Menurut teori
Piaget, remaja termotivasi untuk memahami dunianya karena hal ini merupakan
suatu bentuk adaptasi biologis. Remaja secara mengonstruksikan dunia kognitifnya
sendiri, dengan demikian informasi-informasi dari lingkungan tidak hanya
sekedar dituangkan ke dalam pikiran mereka. Agar dunia itu dapat dipahami,
remaja mengorganisasikan pengalaman- pengalamannya, memisahkan gagasan-gagasan
yang kurang penting, dan menggabungkan gagasan-gagasan itu sama lain. Mereka
juga mengadaptasikan pemikiran mereka yang melibatkan gagasan-gagasan baru
karena informasi tambahan ini dapat meningkatkan pemahaman mereka. Ketika
mengonstruksikan dunianya, remaja menggunakan skema. Skema (schema) adalah
sebuah konsep atau kerangka kerja mental yang diperlukan untuk
mengorganisasikan dan menginterpretasikan informasi. Secara khusus Piaget
berminta bagaimana anak-anak dan remaja menggunakan skema-skema untuk
mengorganisasikan dan memahami pengalamannya sekarang. Piaget menemukan bahwa
anak-anak dan remaja menggunakan dan mengadaptasikan skema-skema mereka melalui
dua proses, yaitu asimilasi dan akomodasi (Piaget, 1952). Asimilasi
(assimilation) adalah memasukkan informasi- informasi baru ke dalam pengetahuan
yang sudah ada. Akomodasi (accomodation) adalah menyesuaikan sebuah skema yang
sudah ada terhadap masuknya informasi baru. Dalam akomodasi terjadi perubahan
dalam skema yang sudah ada. Sebagai contoh, andaikan saja seorang remaja perempuan
berusia 16 tahun ingin belajar mengenai bagaimana caranya
menggunakan komputer. Orang tuanya diakses pada tanggal 1 Oktober 2014 pukul
11:06 WIB membelikan ia sebuah komputer di hari ulang tahunnya. Meskipun ia
belum pernah memilki pengalaman untuk menggunakannya, dari pengalaman dan
pengamatan, ia mengetahui bahwa ia harus menekan tombol untuk menghidupkan
komputer itu dan memasukkan sebuah CD-ROM ke dalam suatu celah. Perilaku ini
cocok dengan kerangka kerja konseptual yang telah ada (asimilasi). Namun ketika
ia menekan beberapa tombol, ia membuat beberapa kesalahan. Ia segera menyadari
bahwa ia membutuhkan bantuan untuk mempelajari bagaimana menggunakan komputer,
entah dari kawan atau guru. Penyesuaian dalam pendekatan ini memperlihatkan
kesadaran akan perlunya mengubah kerangka kerja konseptualnya (akomodasi).
Ekuilibrium (equilibrium), suatu proses lain yang diidentifikasi oleh Piaget,
adalah mengubah pemikiran dari satu kondisi ke kondisi lain. Suatu waktu remaja
mengalami konflik kognitif atau mengalami ketidakseimbangan (disequilibrium)
ketika remaja itu berusaha untuk memahami dunianya. Pada akhirnya mereka dapat
menyelesakan konflik dan meraih keseimbangan. Menurut Piaget, secara bergantian
individu berada dalam kondisi kognitif yang equilibrium atau disequilibrium.
Sebagai contoh, apabila seorang anak berpendapat bahwa jumlah suatu cairan
meningkat ketika dituangkan ke dalam wadah yang ukuranyya berbeda, ia mungkin
menjadi bertanya-tanya dari manakah cairan “ekstra” itu berasal atau benarkah
lebih banyak cairan di wadah kedua itu. Anak akan memecahkan teka-teki itu
ketika pemikirannya telah berubah maju. Dalam dunia sehari- hari, anak-anak
selalu mengahdapi inkonsistensi kognitif semacam itu. Tahap-Tahap Perkembangan
Kognitif Remaja Piaget Menurut Piaget, individu berkembang melalui empat tahap
kognitif, yaitu: sensorimotor (0-2 tahun), praoperasional (2-7 tahun), operasi
konkret (7-11 tahun), dan operasi formal (11 tahun-dewasa). Tahapan operasi
formal adalah tahap keempat dan terakhir dari perkembangan kognitif menurut
Piaget. Menurut Piaget, tahap ini muncul di usia antara 11 sampai 15 tahun.
Perkembangan kekuatan berpikir remaja membuka cakrawala kognitif dan sosial
yang baru. Karakteristik yang paling menonjol dari pemikiran operasi formal
adalah sifatnya yang lebih abstrak dibandingkan pemikiran operasi konkret.
Remaja tidak terbatas pada pengalaman-pengalaman yang aktual atau konkret
sebagai titik tolak pemikiranya. 3 John W. Santrock, Remaja, (Jakarta:
Erlangga, 2007), hal.123.
Sifat
pokok tahap operasi formal adalah pemikiran deduktif hipotesis, induktif saintifik,
dan abstrak reflektif.
1. Pemikiran
Deduktif Hipotesis Pemikiran deduktif
Adalah
pemikiran yang menarik kesimpulan yang spesifik dari sesuatu yang umum.
Kesimpulan benar hanya jika premis-premis yang dipakai dalam pengambilan
keputusan benar. Alasan deduktif hipotesis adalah alasan/argumentasi yang
berkaitan dengan kesimpulan yang ditarik dari premis-premis yang masih
hipotetis. Jadi, seseorang yang mengambil kesimpul
an
dari suatu proposisi yang diasumsikan, tidak perlu berdasarkan dengan kenyataan
yang real. Dalam pemikiran remaja, Piaget dapat mendeteksi adanya pemikiran
yang logis, meskipun para remaja sendiri pada kenyataannya tidak tahu atau
belum menyadari bahwa cara berpikir mereka itu logis. Dengan kata lain, model
logis itu lebih merupakan hasil kesimpulan Piaget dalam menafsirkan ungkapan
remaja, terlepas dari apakah para remaja sendiri tahu atau tidak.
2. Pemikiran
Induktif Saintifik Pemikiran induktif
Adalah
pengambilan kesimpulan yang lebih umum berdasarkan kejadian-kejadian yang
khusus. Pemikiran ini disebut juga dengan metode ilmiah. Pada tahap pemikiran
ini, anak sudah mulai dapat membuat hipotesis, menentukan eksperimen, menentukan
variabel kontrol, mencatat hasil, dan menarik kesimpulan. Disamping itu mereka
sudah dapat memikirkan sejumlah variabel yang berbeda pada waktu yang sama.
3. Pemikiran Abstraksi Reflektif
pemikiran
analogi dapat juga diklasifikasikan sebagai abstraksi reflektif karena
pemikiran itu tidak dapat disimpulkan dari pengalaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar